Tim Kuliah Kerja Nyata Reguler (KKNR) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Kelompok 8457 dan Kelompok 8612 menyelenggarakan sosialisasi pengolahan sampah organik kepada warga Desa Beteng. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula Balai Desa Beteng, Kecamatan Jatinom pada tanggal 10 November 2023 lalu. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam upaya pengolahan sampah organik terutama sampah rumah tangga melalui budidaya maggot.

Program yang bertajuk “Pengolahan Sampah Organik Melalui Budidaya Maggot” ini dilaksanakan dengan mendatangkan narasumber berpengalaman sekaligus pembudidaya maggot sukses, Bapak Drs. Henry yang berasal dari Prambanan, Sleman, DIY. Dalam pemaparannya beliau menjelaskan dan mengedukasi masyarakar untuk dapat mengelola sampah organik terutama sampah rumah tangga agar tidak hanya menjadi sesuatu yang tak bernilai. Melalui sosisalisasi ini, masyarakat diedukasi untuk menjadikan sampah organik rumah tangga, seperti sisa nasi, sisa sayuran dan buah dimanfaatkan sebagai pakan maggot.

“Sampah organik terutama sampah rumah tangga seperti sisa nasi, sisa sayuran, atau sisa buah harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi masalah di lingkungan sekitar, salah satunya adalah dimanfaatkan sebagai pakan melalui budidaya maggot” ujar Drs. Henry.

Maggot atau umumnya disebut sebagai belatung berasal dari larva lalat jenis BSF (Black Soldier Fly). Lalat BSF merupakan jenis lalat paling bermanfaat bagi manusia. Meskipun berasal dari spesies lalat, lalat jenis ini tidak menularkan penyakit, bakteri, ataupun kuman kepada manusia. Justru sebaliknya, lalat BSF memiliki antibiotik alami sehingga ia merupakan pengurai sampah organik yang sangat baik.  Lalat ini bermetamorfosis dengan sempurna hingga menjadi lalat dewasa. Lalat jenis BSF memiliki ciri fisik berwarna hitam dan ukurannya lebih besar dari lalat biasanya. Sekilas bentuknya mirip dengan lebah.

Budidaya maggot ini cukup mudah untuk dikembangkan, mengingat lalat BSF mudah berkembang biak dan dapat bertahan hidup pada lingkungan tropis. Selain menjadi salah satu inovasi pengolahan sampah organik, potensi keuntungan dari hasil budidaya maggot ini cukup menggiurkan. Telurnya dapat dijual dengan harga 2.500 – 5.000 per gram, pupa maggot dapat dijual 50.000 per kilo, dan hasil panen maggot dapat dijual dengan harga 7.000 – 10.000 per kilo. Selain itu, maggot ini adalah pakan ternak berprotein tinggi. Jika dipakai untuk pakan unggas, maka akan menghasilkan telur omega yang bernilai jual lebih tinggi, yaitu dapat dijual dengan harga Rp 3.000 per biji.

Warga cukup antusias dengan kegiatan sosialisasi ini dan percobaan budidaya maggot akan dilaksanakan oleh kedua Tim KKN secara langsung. Harapannya dengan diadakannya sosialisasi pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot dan percobaan langsung oleh Tim KKN dapat membantu masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga dan diharapkan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian warga.