Klaten, (16/082024) – Batik Shibori, seni tradisional Jepang yang mengombinasikan teknik ikat celup dengan batik khas Indonesia, menjadi salah satu program andalan dalam Multi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) yang digelar di Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. Program ini bukan hanya sekadar pelestarian budaya, tetapi juga bertujuan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.

Tim II KKN Undip memperkenalkan teknik pembuatan Batik Shibori kepada masyarakat Desa Beteng. Mereka memberikan pelatihan mulai dari teknik dasar hingga proses pewarnaan, yang menghasilkan motif unik dan bernilai estetika tinggi. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga mengajak warga untuk berkreasi dengan memadukan motif tradisional dengan gaya modern.

Program ini melibatkan lebih dari 9 Mahasiswa dari berbagai prodi berbeda yang tergabung dalam Tim II KKN Undip. Dengan di hadirinya karang taruna, pemuda pemudi mojo puro, remaja desa, dan para pengrajin lokal untuk memperkenalkan teknik Batik Shibori. Kehadiran mereka disambut antusias oleh masyarakat yang melihat peluang baru dalam pengembangan produk lokal. Pelatihan Batik Shibori ini berlangsung dengan lancar dan bah, kegiatan acara ini sangat dilakukan di salah satu kediaman karang taruna yang ada di Dukuh Mojopuro, Beteng. Desa ini dipilih sebagai lokasi program karena memiliki potensi pengembangan kerajinan tangan yang selama ini belum banyak digali.

Pemilihan Batik Shibori sebagai program utama bukan tanpa alasan. Menurut Ketua Tim KKN TIM II UNDIP, Achmad Adi Adzikron, Batik Shibori memiliki potensi pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Teknik ini relatif mudah dipelajari dan hasilnya sangat beragam, sehingga bisa menjadi produk unggulan yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian desa. "Kami ingin memberdayakan masyarakat dengan memberikan keterampilan yang memiliki nilai jual tinggi dan bisa dikembangkan menjadi usaha mandiri," ujar Adi selaku ketua KKN TIM II UNDIP Beteng.

Proses pelaksanaan program dimulai dengan pemilihan bahan dan alat yang mudah didapat di sekitar desa. Mahasiswa KKN juga mempersiapkan sosialisasi dari masing – masing jurusan sebelum lanjut ke sesi praktik atau pelatihan. Selama pelatihan, warga diajak untuk langsung praktik membuat Batik Shibori dengan pendampingan dari mahasiswa. Program Batik Shibori ini diharapkan menjadi awal dari pengembangan industri kreatif di Desa Beteng. Dengan pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan dari pihak terkait, diharapkan Desa Beteng bisa menjadi sentra produksi Batik Shibori yang dikenal luas. "Kami berharap apa yang sudah kami mulai ini bisa terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi masyarakat," kata Intan Esti Cahayani salah satu mahasiswa KKN.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, program Multi KKN Tim II Undip di Desa Beteng ini membuktikan bahwa warisan budaya bisa diolah menjadi kekuatan ekonomi yang nyata. Batik Shibori, yang kini menjadi ikon baru desa, menjadi simbol kebangkitan ekonomi berbasis kearifan lokal.